• jurnal geografi pertanian Berdasarkan klasifikasi Koppen, Kabupaten Dompu tergolong dalam tipe iklim Aw yaitu iklim savana, sedangkan menurut Schmidt Ferguson (1951) tergolong tipe E (agak kering) dan tipe F (kering). Pada klasifikasi iklim di dalamnya terdapat cirriciri yang dimiliki oleh suatu tipe iklim tertentu, sehingga dapat memberikan pengelompokon pada wilayah yang memiliki cirriciri yang sesuai. ii HALAMAN PENGESAHAN Judul: Analisis Sebaran Iklim Klasifikasi Schmidt Ferguson Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Bantaeng SulawesiSelatan. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt Ferguson (1951), iklim di lokasi penelitian dikategorikan ke dalam tipe curah hujan A dengan curah hujan tahunan ratarata 3392 mm dengan kisaran antara 3425 sampai 4588 mm. Curah hujan ratarata per bulan adalah 327, 7 mm dengan kisaran dari 238 mm pada bulan Oktober sampai. BB dan BK pada klasifikasi SchmidtFerguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rataratanya. Klasifikasi iklim SchmidtFerguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim, yaitu: Tabel 3. Tipe iklim berdasarkan SchmidtFerguson Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. Data suhu yang digunakan diambil dari bulan kering adalah berdasarkan klasifikasi SchmidtFergusson (1951). Adapun kriterianya adalah: bulan basah ( CH 100 Pada Klasifikasi Iklim Scmidth Ferguson dapat menentukan tipe iklim kota X berdasarkan data curah hujan kota tersebut dengan menentukan besar nilai Q, untuk wilayah Kabupaten Karanganyar termasuk dalam tipe D (sedang) dengan Q 77, 04 0, 7704. Iklim merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia seharihari. Sistem klasifikasi SchmidtFerguson dan Oldeman sangat cocok digunakan di Indonesia yang beriklim tropis. Nur Kusuma Dewi Kesesuaian iklim terhadap pertumbuhan tanaman Jurnal IlmuIlmu Pertanian 3 rerata) jumlah bulan kering dan rerata bulan basah. Langkah pertama ditentukan terlebih dahulu tentang status bulan. klasifikasi SchmidtFerguson, zona iklim termasuk golongan C dan untuk Penggunaan lahan pada subDAS Rindu Hati dan nilai koefisiennya disajikan dalam bentuk Tabel 4. 3 Tutupan Lahan subDAS Bengkulu Hilir Sumber: Yudha, 2014 4. 2 Curah Hujan Berdasarkan klasifikasi iklim menurut SchmidtFerguson, iklim di DAS Air Bengkulu tergolong iklim tipe A (BPDAS Ketahun, 2010). Sistem klasifikasi Schmidt Ferguson dan Oldeman sangat cocok digunakan di Indonesia yang beriklim tropis. Dasar pengklasifikasian iklim Schmidt Ferguson adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga diketahui rataratanya bulan basah, lembab, dan bulan kering. berdasarkan klasifikasi iklim metode SchmidtFerguson ( ), perbandingan bulan kering lebih banyak daripada daerah pesisir lainnya di Pulau Jawa (T. pada penentuan zonazona iklim seperti zona iklim klasifikasi SchmidtFerguson. Di Pulau Lombok SchmidtFerguson pernah menganalisa data curah hujan untuk menentukan tipetipe iklim yang di publikasikan pada tahun 1951 dan datadata itu masih digunakan sampai sekarang. Daerah Tropika sedang dan kutub Klasifikasi Klages (1942) 3) Klasifikasi Thornthwaite 2) Klasifikasi Koppen 4) Klasifikasi di Indonesia Klasifikasi Mohr Klasifikasi Schmidt dan Ferguson Klasifikasi Oldeman Iklim dan pertanian Iklim dan HamaPenyakit Tumbuhan Iklim dan sumber daya air Iklim Agihan vegetasi dan jenis tanah Iklim dan. Budidaya dan Pasca Panen KOPI iii Kata Pengantar Tanaman kopi (Coffea sp. ) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional. Untuk mendukung pengembangan kopi Klasifikasi iklim sendiri dibedakan menurut SchmidtFerguson dan Oldeman. Kegunaan klasifikasi iklim adalah untuk memperoleh efisiensi informasi dalam bentuk yang umum dan sederhana. Analisis statistika dalam klasifikasi iklim dapat dilakukan untuk menjelaskan dan memberi batas pada tipetipe iklim secara kuantitatif, umum, dan sederhana. Pada klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Fergusson dapat menutupi kelemahan klasifikasi iklim menurut Mohr (dapat mengetahui pergeseran iklim tiap tahun), variasinya lebih banyak sehingga lebih terperinci, dapat digunakan untuk pola tanam pohon semusim. Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi SchmidtFerguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut SchmidtFerguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, iklim CA Jurnal WASIAN Vol. 2 Tahun 2014: 7782 78 curah hujan ratarata mmtahun. Secara geografis kawasan ini terletak dalam wilayah administrasi tiga kabupaten dan satu kota di Sulawesi Klasifikasi sistem iklim SchmidtFerguson diusulkan pada tahun 1951. Klasifikasi sistem iklim ini didasarkan atas nisbah antara jumlah bulan kering dengan jumlah bulan basah dalam satu tahun dan nisbah ini diberi simbol Q. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt Ferguson Schmidt Ferguson menggolongkan iklim didasarkan banyaknya curah hujan tiaptiap bulan dengan membandingkan jumlah bulan kering dengan jumlah bulan basah dalam satu tahun. Denpasar, 1314 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 Pengelolaan Sumber Daya Alam 324 ANALISIS SEBARAN SPASIAL IKLIM KLASIFIKASI SCHMIDTFERGUSON KABUPATEN BANTAENG. Sitti Nur Faridah 1, Daniel Useng 1 dan Chaidir Wibowo 2 1Program Studi Keteknikan Pertanian Fak. Iklim Menurut SchmidtFerguson SchmidtFerguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah ratarata bulan kering dan jumlah ratarata bulan basah. Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Analisis Sebaran Iklim Klasifikasi Schmidt Ferguson Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Pendidikan KAGI (Komunikasi AntarGuru Indonesia) Jurnal Internasional Pendidikan. Unsurunsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. and Na values of soil collected from the Darussalam transect at two depths. dan Na pada dua kedalaman tanah pada transek Lhok Nga. Article (PDF Available) iklim Schmidt dan Ferguson (1951) seperti pada Tabel 1. Dalam klasifikasi Holdrige, daerah tersebut. termasuk dalam tipe ekosistem). Mangrove adalah salah Sekolah Lapang Iklim (SLI) bertujuan untuk menerjemahkan informasi iklim melalui suatu proses pelatihan. SLI juga dapat dikatagorikan sebagai suatu sosialisasi pemahaman informasi iklim pada tingkat petani, penyuluh dan dinas pertanian daerah setempat. Uploaded by M Naufal Nurrahman. pdf Jenis Iklim di Pesisir Pulau Jawa menggunakan klasifikasi Iklim SchmidtFerguson ( ). TUGAS Carilah jurnal yang membahas menegenai klasifikasi iklim Dan Buatlah resumenya dalam 2 halaman (A4. berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, termasuk tipe iklim C (Yudono, 2007). Kegiatan rehabilitasi lahan dilakukan dengan cara membuat demplot tanaman. Lokasi demplot terletak pada kemiringan 60 dengan panjang lereng 30 50 m, jenis tanah Inceptisol (Klasifikasi USDA), ketebalan solum sekitar 120 cm dan kedalaman efektif. m dpl, curah hujan iklim BD (SchmidtFerguson). Ratarata hasil per pohon tinggi 0, 71 kg per pohon. Kelemahan: Tidak tahan iklim kering. robusta Klon BP 42 KLON ANJurAN JENiS rOBuSTA: 11 Klon untuk iklim basah seperti di Sumatra. Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi SchmidtFerguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut SchmidtFerguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Klasifikasi Iklim Menurut SchmidtFerguson Tipe Vegetasi Iklim Klasifikasi SchmidtFerguson 1. Tipe D: Daerah sedang dengan ciri vegetasi hutan musim 5. Tipe A: Daerah sangat basah dengan ciri vegetasi hutan hujan tropika 2. menggunakan data unsur hujan sebagi dasar pembagian zona iklim adalah Mohr, Schmidt Ferguson dan Oldeman. Meskipun dalam penentuan pembagian zona iklim menggunakan unsure yang sama, dalam hal ini curah hujan. Namun system Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman Berdasarkan Bulan Basah 10 Tabel 2. Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman. (1950) membentuk klasifikasi iklim berdasarkan jumlah ratarata bulan basah dan kering. Bulan disebut bulan basah jika dalam satu bulan curah hujan kurang dari 60 mm. SchmidtFerguson menggunakan nilai Q yang diperoleh dari perbandingan jumlah ratarata bulan kering dan jumlah ratarata bulan basah. Jurnal Agroforestri Volume III Nomor 2 Juni 2008 dan areal yang tidak berhutan hektar (14, 06 ), sedangkan luas Areal Penggunaan menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson adalah tipe iklim A. Curah hujan tahunan ratarata 1. 803, 3 mm dan selang nilai ratarata bulanan Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi SchmidtFerguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut SchmidtFerguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. 7 dS m1 dikelompokkan ke dalam tanah yang salinitasnya tinggi. Tiga tindakan perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan dan memulihkan kembali produktivitas lahan pertanian. Ada tiga klasifikasi iklim yang biasa digunakan di Indonesia, antara lain: Koppen digunakan untuk iklim pada tumbuhanvegetasi SchmidthFerguson digunakan untuk iklim kehutanan dan perkebunan. Oldeman digunakan untuk iklim lahan pertanian pangan. 5 Klasifikasi iklim menurut koppen On by Angga Sopiana Klasifikasi iklim Kppen banyak digunakan di dunia yang berbasis pada sistem klasifikasi iklim empiris vegetasi yang dikembangkan oleh ahli botaniklimatologi Wladimir Kppen dari Jerman. Sedangkan klasifikasi iklim menurut SchmidtFerguson berdasarkan persentase perbandingan bulan kering dan bulan basah di Sains Tanah Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(2) 2011 121 mempengaruhi kondisi tanah baik pada sifat fisik maupun kimia tanah. Masingmasing i ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains oldeman dan schmidtferguson. Dalam klasifikasi iklim menggunakan klasifikasi schmidtferguson didasarkan pada perbandingan antara bulan kering(BK) dan bulan basah(BB). Ketentuan penetapan bulan basah dan bulan kering mengikuti aturan sebagai berikut: Bulan Kering: bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60mm. Klasifikasi Iklim SchmidtFerguson Klasifikasi Iklim menurut SchmidtFerguson (1951) didasarkan kepada perbandingan antara Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BB). Kriteria BK dan BB yang digunakan dalam klasifikasi SchmidtFerguson sama dengan criteria BK dan BB oleh Mohr, namun perbedaannya dalam. Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai. Hutan hujan tropis memiliki iklim bertipe A dan B (berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), sehingga dapat dikatakan selalu berada pada daerah yang basah dan umumnya memiliki jenis tanah Latosol, Podsol, Regosol, dan Aluvial. Dasar klasifikasi iklim SchmidtFerguson adalah jumlah endapan curah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga diketahui ratarata bulan basah, lembap, dan kering. Klasifikasi iklim Junghuhn berdasarkan garis ketinggian tempat di atas permukaan laut. Iklim Schmidt Ferguson Sistem klasifikasi SchmidtFerguson sangat terkenal di Indonesia dan banyak digunakan pada jenis tanaman tahunan, SchmidtFerguson (1951) dalam (Tjasyono, 2006) menggunakan nilai perbandingan (Q) antara ratarata banyaknya Contoh: Klasifikasi iklim berdasarkan pertumbuhan vegetasi 5 Meteorology for better life. umumnya hasil klasifikasinya berupa daerah yang lebih sempit bila dibandingkan dengan klasifikasi iklim secara genetik namun lebih teliti. Tipe klasifikasi iklim lainnya Klasifikasi iklim secara empirik didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur. Menurut klasifikasi iklim Koppen, Sumberjaya termasuk dalam tipe iklim Af atau tipe A berdasarkan SchmidtFerguson, yaitu tidak memiliki bulan kering. Menurut klasifikasi Oldeman, Sumberjaya termasuk dalam zone B1 dengan 7 bulan basah (curah hujan 200 mm) dan 1.